Album Foto Terbaik Kaiser Wilhelm II
Wilhelm
bersama dengan ayahnya, Friedrich-Wilhelm (nantinya menjadi Friedrich
III setelah naik tahta) di Kastil Balmoral tahun 1863, kemungkinan pada
saat pamannya dari pihak ibu, Prince of Wales, menikah (Maret 1863).
Bapak-anak ini mengenakan pakaian nasional Skotlandia, lengkap dengan
rok khasnya yang bernama Kilt. Friedrich Wilhelm Nikolaus Karl (18
Oktober 1831 – 15 Juni 1888) menggantikan ayahnya, Wilhelm I, sebagai
Kaisar Jerman pada tanggal 9 Maret 1888. Tapi pemerintahannya tak
berlangsung lama, dan tepat 99 hari kemudian Friedrich III meninggal
dunia karena kanker tenggorokan
Prinz Wilhelm muda mengenakan seragam altpreußischer dalam foto dari tahun 1874
Prinz Wilhelm sebagai pelajar sekolah dalam foto dari tahun 1874
Prinz Wilhelm muda mengenakan seragam altpreußischer dalam foto dari tahun 1874
Prinz Wilhelm sebagai pelajar sekolah dalam foto dari tahun 1874
Wilhelm
sebagai seorang anak muda bersama ibunya, Princess Royal Victoria, di
tahun 1876. Victoria Adelaide Mary Louisa (21 November 1840 – 5 Agustus
1901) merupakan anak tertua pasangan Ratu Victoria dan Pangeran Albert
dari Inggris. Dia digelari Princess Royal of the United Kingdom tahun
1841. Victoria lalu menjadi ratu Kekaisaran Jerman (Deutsches
Kaiserreich) setelah menikah dengan Kaisar Jerman Friedrich III. Seusai
meninggalnya suaminya, Victoria kemudian dikenal luas sebagai Kaiserin
Friedrich (Ratu Friedrich)
Kaiser Wilhelm II dalam foto yang dibuat tahun 1890. Dia mengenakan seragam perwira militer Prusia yang dinamakan sebagai Überrock. Medali yang tergantung di lehernya adalah Protektorkreuz des Johanniterordens, sementara yang terdapat di kancing baju adalah penghargaan luar negeri (non-Prusia) yang kemungkinan adalah medali dari Italia. Perhatikan bahwa tangan kanannya memegang tangan kiri. Ini tidak bermaksud sebagai pose belaka agar dimuat di majalah Kuncung, melainkan demi menutupi penyakit Erb's palsy (kelumpuhan syaraf tangan) yang dideritanya!
Kaiser Wilhelm II berdiri di lapangan dan menarik pedangnya secara dramatis dalam foto yang dibuat di Stettin, Jerman, tahun 1900. Dia mengenakan helm militer khas Prusia yang dinamakan sebagai Pickelhaube. Helm "nyungcung" ini biasa dikenakan oleh anggota militer Jerman di abad ke-19 dan awal abad ke-20, dan juga digunakan oleh anggota pemadam kebakaran dan petugas kepolisian
Kaiser Wilhelm II dalam sebuah Photopostkarte (foto kartupos) Reichard und Lindner keluaran tahun 1905. Kartupos ini diproduksi oleh Gustav Liersch & Co. dari Berlin. Burung yang ngangkang di helm Sang Kaiser berasal dari jenis Bango Tong-Tong
Kaiser Wilhelm II (kiri) dan Tsar Nicholas II dalam foto dari tahun 1905. Uniknya, dalam foto ini Kaiser mengenakan seragam militer Rusia, sementara Tsar mengenakan seragam militer Prusia! Kedua Kaisar ini masih mempunyai hubungan kekerabatan: ibu Wilhelm dan mertua Nicholas adalah kakak-adik yang sama-sama merupakan anak dari Ratu Victoria (Inggris)
Winston Churchill (kanan) bersama dengan Kaiser Wilhelm II dalam acara kunjungan ke acara latihan militer Jerman di tahun 1909. Tentang penguasa Jerman ini, Churchill berkomentar: "Dia selalu berangan bagaimana rasanya menjadi seperti Napoleon tanpa perlu melakukan pertempuran terlebih dahulu... bila anda adalah puncak dari sebuah gunung berapi, maka setidaknya anda harus mengeluarkan asap. Dan berasaplah dia, pilar-pilar awan di siang hari serta pancaran nyala api di malamnya, untuk menarik hati semua yang melihat dari kejauhan. Tentunya para pemuja yang gelisah ini tak lama kemudian akan mendekat dan bergabung untuk mencari perlindungan..."
Foto ini diambil dari halaman 74 majalah Katolik Jerman "Deutscher Hausschatz" terbitan No.2 tahun 1910 yang memperlihatkan suasana saat latihan militer "das badische Korps“ alias XIV. Armeekorps. Latihan ini dinamakan dengan "Herbstmanöver" dan digelar di musim gugur 1909 di Karlsruhe, Jerman Selatan. Yang diberi nomor di bawahnya adalah figur-figur terkemuka militer Jerman saat itu: (1) Kaiser Wilhelm II; (2) Großherzog Friedrich II von Baden; (3) Prinz Oskar von Preußen; (4) Großherzog Ernst-Ludwig von Hessen; (5) Großherzog Friedrich Franz IV von Mecklenburg-Schwerin; (6) Prinz Ludwig III von Bayern; (7) Prinz Maximilian von Baden; dan (8) Kronprinz Wilhelm. Semua figur dalam foto ini memakai helm berumbai kecuali Kronprinz (Putra Mahkota) yang mengenakan seragam Kürassier
Kaiser Wilhelm II dalam foto yang dibuat tahun 1890. Dia mengenakan seragam perwira militer Prusia yang dinamakan sebagai Überrock. Medali yang tergantung di lehernya adalah Protektorkreuz des Johanniterordens, sementara yang terdapat di kancing baju adalah penghargaan luar negeri (non-Prusia) yang kemungkinan adalah medali dari Italia. Perhatikan bahwa tangan kanannya memegang tangan kiri. Ini tidak bermaksud sebagai pose belaka agar dimuat di majalah Kuncung, melainkan demi menutupi penyakit Erb's palsy (kelumpuhan syaraf tangan) yang dideritanya!
Kaiser Wilhelm II berdiri di lapangan dan menarik pedangnya secara dramatis dalam foto yang dibuat di Stettin, Jerman, tahun 1900. Dia mengenakan helm militer khas Prusia yang dinamakan sebagai Pickelhaube. Helm "nyungcung" ini biasa dikenakan oleh anggota militer Jerman di abad ke-19 dan awal abad ke-20, dan juga digunakan oleh anggota pemadam kebakaran dan petugas kepolisian
Kaiser Wilhelm II dalam sebuah Photopostkarte (foto kartupos) Reichard und Lindner keluaran tahun 1905. Kartupos ini diproduksi oleh Gustav Liersch & Co. dari Berlin. Burung yang ngangkang di helm Sang Kaiser berasal dari jenis Bango Tong-Tong
Kaiser Wilhelm II (kiri) dan Tsar Nicholas II dalam foto dari tahun 1905. Uniknya, dalam foto ini Kaiser mengenakan seragam militer Rusia, sementara Tsar mengenakan seragam militer Prusia! Kedua Kaisar ini masih mempunyai hubungan kekerabatan: ibu Wilhelm dan mertua Nicholas adalah kakak-adik yang sama-sama merupakan anak dari Ratu Victoria (Inggris)
Winston Churchill (kanan) bersama dengan Kaiser Wilhelm II dalam acara kunjungan ke acara latihan militer Jerman di tahun 1909. Tentang penguasa Jerman ini, Churchill berkomentar: "Dia selalu berangan bagaimana rasanya menjadi seperti Napoleon tanpa perlu melakukan pertempuran terlebih dahulu... bila anda adalah puncak dari sebuah gunung berapi, maka setidaknya anda harus mengeluarkan asap. Dan berasaplah dia, pilar-pilar awan di siang hari serta pancaran nyala api di malamnya, untuk menarik hati semua yang melihat dari kejauhan. Tentunya para pemuja yang gelisah ini tak lama kemudian akan mendekat dan bergabung untuk mencari perlindungan..."
Foto ini diambil dari halaman 74 majalah Katolik Jerman "Deutscher Hausschatz" terbitan No.2 tahun 1910 yang memperlihatkan suasana saat latihan militer "das badische Korps“ alias XIV. Armeekorps. Latihan ini dinamakan dengan "Herbstmanöver" dan digelar di musim gugur 1909 di Karlsruhe, Jerman Selatan. Yang diberi nomor di bawahnya adalah figur-figur terkemuka militer Jerman saat itu: (1) Kaiser Wilhelm II; (2) Großherzog Friedrich II von Baden; (3) Prinz Oskar von Preußen; (4) Großherzog Ernst-Ludwig von Hessen; (5) Großherzog Friedrich Franz IV von Mecklenburg-Schwerin; (6) Prinz Ludwig III von Bayern; (7) Prinz Maximilian von Baden; dan (8) Kronprinz Wilhelm. Semua figur dalam foto ini memakai helm berumbai kecuali Kronprinz (Putra Mahkota) yang mengenakan seragam Kürassier
Kaisar
Jerman Wilhelm II bersama para jenderal "top notch"-nya yang difoto
tanggal 1 Januari 1910 (berdasarkan klaim Getty Images). Dari kiri ke
kanan: Generalfeldmarschall Karl Wilhelm Paul von Bülow (1846-1921),
Generalfeldmarschall Anton Ludwig Friedrich August von Mackensen
(1849-1945), Generalfeldmarschall Rupprecht Maria Luitpold Ferdinand von
Wittelsbach Kronprinz von Bayern (1869-1955), Generaloberst Helmuth
Johannes Ludwig von Moltke (1848-1916), Generalfeldmarschall Albrecht
Maria Alexander Philipp Joseph Herzog von Württemberg (1865-1939),
General der Infanterie Friedrich Wilhelm Viktor August Ernst von
Hohenzollern Kronprinz von Preußen (1882-1951), Oberster Kriegsheer
Kaiser Wilhelm Viktor Albert von Preußen (1859-1941), General der
Infanterie Hermann Karl Bruno von François (1856-1933), Generaloberst
Alexander Heinrich Rudolf von Kluck (1846-1934), General der Infanterie
Erich Friedrich Wilhelm Ludendorff (1865-1937), General der Infanterie
Albert Theodor Otto von Emmich (1848-1915), General der Infanterie
Erich Georg Alexander Sebastien von Falkenhayn (1861-1922),
Generaloberst Karl Wilhelm George August Gottfried von Einem gennant
von Rothmaler (1853-1934), Generalfeldmarschall Gottlieb Ferdinand
Albert Alexis Graf von Haeseler (1836-1919), Generaloberst Hans Hartwig
von Beseler (1850-1921), Generalfeldmarschall Paul Ludwig Hans Anton
von Beneckendorff und von Hindenburg (1847-1934), Kanzler Theobald
Theodor Friedrich Alfred von Bethmann-Hollweg (1856-1921),
Generaloberst Josias Oskar von Heeringen (1850-1926), dan Großadmiral
Alfred Peter Friedrich von Tirpitz (1849-1930)
Kartupos keluaran "Gustav Liersch & Co." yang memperlihatkan Kaiser Wilhelm II (kanan) sedang berbincang-bincang dengan "Sang Penakluk Liège" General der Infanterie Otto von Emmich (X. Armeekorps) dalam acara inaugurasi Balai Kota Hannover yang baru, 20 Juni 1913. Di tengah-tengah antara Emmich dan Kaiser adalah Generaloberst Hans Georg von Plessen (Chef des Reitenden Feldjäger-Korps), sementara di sebelah kanan adalah General der Infanterie Moriz Freiherr von Lyncker (HQ SM Wilhelm II: Chef des Militärkabinetts & Vortragender Generaladjudant). Ketiga dari kiri adalah Stadtdirektor Hannover, Heinrich Tramm. Tanda (X) di bawah Von Lyncker menunjukkan bahwa kartupos ini dikeluarkan di wilayah Hauses von Lynker
Upacara perayaan 100 tahun Befreiungskriege (Perang Pembebasan dari Napoleon) yang diselenggarakan tanggal 25 Agustus 1913 di Befreiungshalle (Aula Kebebasan/Hall of Liberation) di Kelheim, Münich. Baris depan dari kiri ke kanan: Kaiser Wilhelm II; König Ludwig III von Bayern; Oberst-Zeremonienmeister Maximilian Graf Moy (Oberst à la suite der Armee dengan seragam Infanterie-Leib-Regiment); Generalleutnant Wilhelm Walther von Walderstötten (vortragender Generaladjutant König Ludwig), dan Kronprinz Rupprecht. Baris kedua paling kanan adalah General der Infanterie Felix Graf von Bothmer, sementara tepat di atas bulu helm König Ludwig III adalah Generaloberst Hans Georg von Plessen (Kommandant und Diensttuender Generaladjudant Wilhelm II). Para penjaga yang berbaris di sisi kiri dan kanan dengan patung singa di atas helm mereka adalah Bayerische Leibgarde Hartschiere
Kaiser Wilhelm II (kiri) dan Generaloberst Helmuth von Moltke. Helmuth Johannes Ludwig von Moltke (1848-1916) adalah Kepala Staff Jenderal AD Jerman (Großer Generalstab: Generalstabschef) dalam tahun pertama Perang Dunia II yang terkenal atas kegagalannya menerapkan "Rencana Schlieffen" dalam gerak maju tentara Jerman ke Prancis. Dia adalah keponakan dari Generalfeldmarschall Helmuth von Moltke (yup, namanya sama!) yang meraih prestasi brilian dalam Perang Prusia-Prancis tahun 1870. Untuk membedakannya, maka para sejarawan biasa menyebut sang paman sebagai "der Ältere" (yang lebih tua), sementara sang keponakan sebagai "der Jüngere" (yang lebih muda)
Kaiser Wilhelm II (kanan) bersama dengan Generaloberst Kronprinz Rupprecht von Bayern (ketiga dari kiri) di tahun 1914. Rupprecht Maria Luitpold Ferdinand von Wittelsbach, Kronprinz von Bayern (1869-1955) adalah salah satu jenderal Jerman paling jempolan dalam Perang Dunia Pertama, meskipun latar belakang darah birunya (dia adalah Putra Mahkota Kerajaan Bavaria yang terakhir) ikut berperan dalam membantu kesuksesannya dalam menapaki karir sampai menjadi Generalfeldmarschall
Kartupos keluaran "Gustav Liersch & Co." yang memperlihatkan Kaiser Wilhelm II (kanan) sedang berbincang-bincang dengan "Sang Penakluk Liège" General der Infanterie Otto von Emmich (X. Armeekorps) dalam acara inaugurasi Balai Kota Hannover yang baru, 20 Juni 1913. Di tengah-tengah antara Emmich dan Kaiser adalah Generaloberst Hans Georg von Plessen (Chef des Reitenden Feldjäger-Korps), sementara di sebelah kanan adalah General der Infanterie Moriz Freiherr von Lyncker (HQ SM Wilhelm II: Chef des Militärkabinetts & Vortragender Generaladjudant). Ketiga dari kiri adalah Stadtdirektor Hannover, Heinrich Tramm. Tanda (X) di bawah Von Lyncker menunjukkan bahwa kartupos ini dikeluarkan di wilayah Hauses von Lynker
Upacara perayaan 100 tahun Befreiungskriege (Perang Pembebasan dari Napoleon) yang diselenggarakan tanggal 25 Agustus 1913 di Befreiungshalle (Aula Kebebasan/Hall of Liberation) di Kelheim, Münich. Baris depan dari kiri ke kanan: Kaiser Wilhelm II; König Ludwig III von Bayern; Oberst-Zeremonienmeister Maximilian Graf Moy (Oberst à la suite der Armee dengan seragam Infanterie-Leib-Regiment); Generalleutnant Wilhelm Walther von Walderstötten (vortragender Generaladjutant König Ludwig), dan Kronprinz Rupprecht. Baris kedua paling kanan adalah General der Infanterie Felix Graf von Bothmer, sementara tepat di atas bulu helm König Ludwig III adalah Generaloberst Hans Georg von Plessen (Kommandant und Diensttuender Generaladjudant Wilhelm II). Para penjaga yang berbaris di sisi kiri dan kanan dengan patung singa di atas helm mereka adalah Bayerische Leibgarde Hartschiere
Kaiser Wilhelm II (kiri) dan Generaloberst Helmuth von Moltke. Helmuth Johannes Ludwig von Moltke (1848-1916) adalah Kepala Staff Jenderal AD Jerman (Großer Generalstab: Generalstabschef) dalam tahun pertama Perang Dunia II yang terkenal atas kegagalannya menerapkan "Rencana Schlieffen" dalam gerak maju tentara Jerman ke Prancis. Dia adalah keponakan dari Generalfeldmarschall Helmuth von Moltke (yup, namanya sama!) yang meraih prestasi brilian dalam Perang Prusia-Prancis tahun 1870. Untuk membedakannya, maka para sejarawan biasa menyebut sang paman sebagai "der Ältere" (yang lebih tua), sementara sang keponakan sebagai "der Jüngere" (yang lebih muda)
Kaiser Wilhelm II (kanan) bersama dengan Generaloberst Kronprinz Rupprecht von Bayern (ketiga dari kiri) di tahun 1914. Rupprecht Maria Luitpold Ferdinand von Wittelsbach, Kronprinz von Bayern (1869-1955) adalah salah satu jenderal Jerman paling jempolan dalam Perang Dunia Pertama, meskipun latar belakang darah birunya (dia adalah Putra Mahkota Kerajaan Bavaria yang terakhir) ikut berperan dalam membantu kesuksesannya dalam menapaki karir sampai menjadi Generalfeldmarschall
Generalfeldmarschall
Paul von Hindenburg (Chef des Generalstabe des Feldheeres), Kaiser
Wilhelm II dan General der Infanterie Erich Ludendorff (Oberste
Heeresleitung - Erster Generalquartiermeister) sedang merundingkan
strategi perang sambil melihat ke peta di markas besar pasukan Jerman,
Januari 1917. Hindenburg dan Ludendorff merupakan dua serangkai
jenderal Jerman yang ngetop setelah meraih kemenangan gilang gemilang
atas pasukan Rusia dalam Pertempuran Tannenberg (26 Agustus s/d 30
Agustus 1914). Sejak saat itu kedua orang ini dikenal sebagai panglima
jempolan Jerman dalam Perang Dunia Pertama. BTW, foto di atas diambil
dari buku "Grosser Bilderatlas des Weltkrieges" karya F. Bruckmann
Upacara pemakaman mantan Kaiser Wilhelm II di Doorn, Belanda, 9 Juni 1941. Dari kiri ke kanan: Admiral Wilhelm Canaris, Reichskommissar Arthur Seyß-Inquart, Generaloberst Curt Haase, Generalfeldmarschall August von Mackensen dan Admiral Hermann Densch. Hampir tertutup total oleh Seyß-Inquart adalah General der Flieger Friedrich Christiansen, panglima Wehrmacht di Belanda
Dua
buah lukisan Wilhelm II karya Max Johann Bernhard Koner (1854-1900).
Yang pertama (atas) dibuat di Kedutaan Besar Jerman di Paris tahun 1890.
Disini Sang Kaiser mengenakan jubah Schwarzer Adlerorden
yang tergantung di bahunya. Lukisan ini kemudian hilang dan sampai saat
ini tidak ketahuan dimana rimbanya! Yang bawah dibuat tahun 1892 dan
memperlihatkan Kaiser memakai pakaian berburu. Saat ini lukisan tersebut
tersimpan di Kastil Pszczyna (Pless) di Polandia dan baru-baru ini
mendapat perbaikan
Lukisan Kaiser Wilhelm II yang berasal dari majalah asal negara Chili bernama "Selecta" edisi tahun 1910. Disini dia memakai seragam putih musim panas tanpa embel-embel medali (suatu hal yang langka di masa kepemimpinannya!) dan berdiri dengan santai sambil bertopang pada pagar bangunan di belakangnya. Di bawahnya terdapat caption bertulisan "S.M. el Emperador de Alemania" yang merupakan bahasa Spanyol dengan Arti "Kaisar Jerman". Lah, terus S.M. singkatan dari apa? Yang jelas bukan "Sudi Mampir" (emangnya warteg!), melainkan "Su Majestad" (His Majesty/Seine Majestät/Yang Dipertuan)
Lukisan Kaiser Wilhelm II karya Philip Alexius de László (1869-1937), pelukis keturunan Yahudi kelahiran Hungaria tapi tinggal di Inggris (!) yang terkenal dengan lukisan para anggota bangsawan dan keluarga kerajaan Eropa. Lukisan pertama (memakai mantel bulu) dibuat tahun 1908, sementara yang kedua (dengan anjing dan kuda) dibuat tahun 1910
Lukisan ini memperlihatkan Kaiser Wilhelm II dalam acara penganugerahan medali Eisernes Kreuz I klasse untuk salah seorang prajuritnya yang berprestasi dalam pertempuran. Di bawahnya kalimat dalam bahasa Jerman yang berbunyi: "Mit tiefer Dankbarkeit. Gedenkt heute und immerdar das Vaterland seiner Kämpfer" (Dengan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas apa yang telah mereka kerjakan. Untuk dikenang hari ini dan selamanya, para pejuang tanah air)
Kaiser Wilhelm II mengenakan seragam Hussar. Uniknya, seragam ini mirip banget dengan Hussar Penjaga Tsar Rusia. Perbedaannya hanya terletak pada warna celana dan absennya Орден Святого апостола Андрея Первозванного (Star of Order of St. Andrew the Apostle the First-Called) di bagian topi. Mungkinkah si pembuat lukisan ini mendasarkan karyanya pada foto hitam-putih atau menggubahnya hanya berdasarkan pada imajinasinya belaka?
Lukisan-lukisan Kaiser Wilhelm II lainnya. Dia adalah seorang pria yang tampan, fotogenik dan tahu bagaimana caranya untuk berpose, karenanya para fotografer atau pelukis tak terlalu menemui kesulitan saat berusaha menggambarkannya sebagai orang yang "gagah"! Perhatikan bahwa dalam hampir semua foto dan lukisannya dia selalu terlihat normal dan tak terlihat betapa lemah tangannya. Selain itu, dia hampir selalu mengenakan pakaian kebesaran militer, padahal dalam hal ini kemampuannya adalah nol besar!
Gambar, sketsa dan litografi Kaiser Wilhelm II
"Dropping the Pilot", sebuah karikatur karya Sir John Tenniel (1820-1914) yang pertamakali dipublikasikan di majalah Inggris "Punch" edisi Maret 1890. Karikatur ini memperlihatkan Kaiser Wilhelm II sedang menatap Kanselir Otto von Bismarck yang meninggalkannya (baca: mengundurkan diri). Penyebutan Bismarck sebagai "Pilot" sendiri merujuk pada kartun sebelumnya karya Joseph Keppler dari majalah "Puck" yang terbit di St. Louis, Missouri, yang berjudul "The Champion Pilot of the age". Dalam kartun tersebut digambarkan Bismarck sebagai nahkoda kapal yang membawanya melayari lautan luas sementara di belakangnya terlihat kapal Prancis yang sedang dilanda stress. Hal ini melambangkan pencapaian luar biasa Bismarck yang mampu menyatukan negara-negara Jerman melalui Perang Prancis-Prusia
Sebuah kartun politik Prancis yang dimuat dalam suplemen untuk "Le Petit Journal" edisi 16 Januari 1898. Caption aslinya berbunyi: "En Chine... Le gâteau des Rois et... des Empereurs” (Cina... Kue para Raja... dan Kaisar). Dalam karikatur ini diperlihatkan para penguasa negara adi-daya saat itu sedang berebut untuk "mengkonsumsi" Kue Raja yang melambangkan Cina. Ratu Victoria (Inggris) berada di sebelah kiri sementara Kaiser Wilhelm II (Jerman) tampak ngotot dengan pisaunya yang sudah membelah kue, yang melambangkan politik agresif yang dianut Jerman saat itu. Di sebelah kanan Wilhelm adalah Tsar Nicholas II (Rusia) dengan mata yang memandang lekat-lekat pada kue demi mencari bagian yang masih dicaplok. Di belakangnya adalah Marianne (Prancis) yang secara diplomatis diperlihatkan tidak ikut ambil bagian dalam perebutan kue dan berada dekat dengan Nicholas yang melambangkan persekutuan kuat Rusia-Prancis. Terakhir adalah Kaisar Meiji (Jepang) yang sedang memikirkan kira-kira bagian mana yang harus dimakan. Seorang pria dengan gambaran pejabat Ching (dinasti yang berkuasa di Cina saat itu) berdiri di belakang sambil berusaha untuk mencegah mereka, tapi dia tidak mempunyai daya apa-apa. Ini menunjukkan betapa Cina telah menjadi "Orang Sakit di Asia" yang tidak mampu mencegah kolonialisme jor-joran negara superpower saat itu dalam menjajah bagian demi bagian negaranya
Sebuah kartun karya Bernard Partridge yang dimuat dalam buku "Karikatur-album" yang disusun oleh C. E. Jensen dan diterbitkan tahun 1906. Kartun ini memperlihatkan muka jutek Kaiser Wilhelm II dalam menanggapi "Entente Cordiale" antara Inggris dengan Prancis tahun 1904. John Bull beranjak pergi bersama dengan Trollop (penari seksi) Prancis yang memakai gaun terbuka yang berwarna tricolore (biru, putih, merah)
Kartupos propaganda Prancis masa Perang Dunia Pertama (1915) yang memperlihatkan karikatur Kaiser Wilhelm II yang mencoba untuk menggigit bola dunia tapi kemudian mendapati bahwa dia terlalu keras untuk dimakan! Caption di bawahnya berbunyi: "L'ingordo, trop dur" (Pelahap, terlalu keras)
Jagoan
udara Jerman dalam Perang Dunia I, Rittmeister Manfred von
Richthofen, maju ke depan dan memberi hormat kepada Kaiser Wilhelm II
yang baru datang untuk menginspeksi para anggota udara 4.Armee di
Courtrai, 20 Agustus 1917. Di sebelah kanan adalah General der
Infanterie Friedrich Sixt von Armin, komandan 4.Armee yang berusia 65
tahun. Sang jenderal mempunyai motto yang cocok benar dengan filosofi
Manfred: “Dia yang tidak berani mengambil langkah selanjutnya adalah dia
yang telah melakukan perjalanan dengan sia-sia”
Mantan
Kaiser Wilhelm II sedang berjalan-jalan di tempat pengasingannya di
Doorn, Belanda, bersama istri (Prinzessin Hermine von
Schönaich-Carolath) dan anak tirinya (Henriette), bulan Maret 1931.
Henriette Hermine Wanda Ida Luise Prinzessin von Schönaich-Carolath
(1918-1972) merupakan anak pasangan Hermine dengan Prinz Johann Georg
von Schoenaich-Carolath. Setelah kematian ayah kandungnya tahun 1920,
tahun 1922 ibunya menikah lagi dengan Wilhelm yang juga menduda setelah
kematian istri pertamanya tahun 1921. Foto di atas pertama kali nongol
di penerbitan "Tempo" edisi 13 Desember 1932
Mantan
Kaiser Wilhelm II dalam pengasingan di tanah bangsawan Doorn, Belanda,
bulan September 1933. Dia mengenakan pakaian sipil serta memegang rokok.
Sebagai fotografernya adalah Oscar Tellgmann (1857-1936)
Wilhelm
II bersama dengan istri tercintanya, Prinzessin Hermine von
Schönaich-Carolath (lahir dengan nama Prinzessin Hermine Reuß ältere
Linie), dalam pengasingan di tanah bangsawan Doorn, Belanda, bulan
September 1933. Sebagai fotografernya adalah Oscar Tellgmann
(1857-1936)
Upacara pemakaman mantan Kaiser Wilhelm II di Doorn, Belanda, 9 Juni 1941. Dari kiri ke kanan: Admiral Wilhelm Canaris, Reichskommissar Arthur Seyß-Inquart, Generaloberst Curt Haase, Generalfeldmarschall August von Mackensen dan Admiral Hermann Densch. Hampir tertutup total oleh Seyß-Inquart adalah General der Flieger Friedrich Christiansen, panglima Wehrmacht di Belanda
Mausoleum
(kuburan) Wilhelm II di Belanda. Sang mantan Kaiser meninggal dunia di
tempat pengasingannya di Doorn pada tanggal 3 Juni 1941 di usia 82
tahun, hanya beberapa minggu sebelum Jerman melancarkan invasinya ke Uni
Soviet. Sejak saat itu lokasi kuburannya menjadi tempat ziarah kaum
Monarkis Jerman. Setiap tahun diadakan acara peringatan kematiannya di
Huis Doorn yang dihadiri oleh sekumpulan orang yang mengidolakannya
Foto-foto
Kaiser Wilhelm II yang lainnya. Masa pemerintahannya (1890-1918)
menandai banyaknya perubahan dan image yang lekat dengan sosoknya.
Wilhelm sangat menyukai Angkatan Laut, karenanya di masa pemerintahannya
(dan bertahun-tahun setelahnya) adalah biasa bagi anak kecil untuk
memakai seragam pelaut demi mengenalkan mereka sedari dini kepada aura
dan prestise Angkatan Laut. Selain itu, Pickelhaube di masa kekuasaannya
menjadi sangat identik dengan "Jerman", meskipun banyak juga negara
lain yang saat itu menggunakan helm dari jenis sama dan pula telah
digunakan sebelum pemerintahan Wilhelm II
Lukisan Kronprinz (Putra Mahkota) Wilhelm yang dibuat oleh pelukis Austria Heinrich von Angeli
(1840-1925). Pelukis ini terkenal karena menjadi pelukis utama para
aristokrat Eropa dan Ratu Victoria asal Inggris menjadi patron utamanya.
Angeli dimakamkan di Wiener Zentralfriedhof (Gruppe 32 C, Nummer 6)
yang merupakan kompleks pemakaman tokoh terkemuka Austria. Namanya lalu
dijadikan sebagai nama sebuah jalan kecil di Wina yang bernama
Angeligasse
Kaiserpaar
(Pasangan Kerajaan) Wilhelm II dan Viktoria Augusta bersama dengan
Kronprinz (Putra Mahkota) Friedrich Wilhelm. Kronprinz dan adik
pertamanya (Eitel) berselang usia satu tahun, sementara dengan adik
terakhirnya (Viktoria Luise) berselang 10 tahun
Lukisan
dari tahun 1897 yang memperlihatkan Wilhelm II mengenakan pakaian
anggota senior Bonner Preußen (Corps Borussia Bonn). Sebagai pelukisnya
adalah Ludwig Noster (1859-1910). Corps Borussia Bonn adalah salah satu kelompok persaudaraan pelajar Jerman (Geschichte der Studentenverbindungen) yang banyak bertebaran saat itu
Kecuali
di hari tuanya saat dia sudah tersingkir dari tahta, Kaiser Wilhelm II
tidak pernah terlihat memanjangkan janggutnya. Kita bisa melihat bahwa
dagunya belah. Dari manakah dia mendapat "warisan" ini? Tentu saja sulit
untuk memastikan dari pihak bapak moyangnya karena mereka mempunyai
kumis dan janggut yang segede tokay sehingga sulit untuk melihat
dagunya! Dari ketujuh anaknya, setidaknya empat di antaranya memiliki
dagu sama seperti bapaknya: Viktoria, Joachim, Adalbert dan Oskar
Lukisan Kaiser Wilhelm II yang berasal dari majalah asal negara Chili bernama "Selecta" edisi tahun 1910. Disini dia memakai seragam putih musim panas tanpa embel-embel medali (suatu hal yang langka di masa kepemimpinannya!) dan berdiri dengan santai sambil bertopang pada pagar bangunan di belakangnya. Di bawahnya terdapat caption bertulisan "S.M. el Emperador de Alemania" yang merupakan bahasa Spanyol dengan Arti "Kaisar Jerman". Lah, terus S.M. singkatan dari apa? Yang jelas bukan "Sudi Mampir" (emangnya warteg!), melainkan "Su Majestad" (His Majesty/Seine Majestät/Yang Dipertuan)
Lukisan Kaiser Wilhelm II karya Philip Alexius de László (1869-1937), pelukis keturunan Yahudi kelahiran Hungaria tapi tinggal di Inggris (!) yang terkenal dengan lukisan para anggota bangsawan dan keluarga kerajaan Eropa. Lukisan pertama (memakai mantel bulu) dibuat tahun 1908, sementara yang kedua (dengan anjing dan kuda) dibuat tahun 1910
Lukisan ini memperlihatkan Kaiser Wilhelm II dalam acara penganugerahan medali Eisernes Kreuz I klasse untuk salah seorang prajuritnya yang berprestasi dalam pertempuran. Di bawahnya kalimat dalam bahasa Jerman yang berbunyi: "Mit tiefer Dankbarkeit. Gedenkt heute und immerdar das Vaterland seiner Kämpfer" (Dengan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas apa yang telah mereka kerjakan. Untuk dikenang hari ini dan selamanya, para pejuang tanah air)
Kaiser Wilhelm II mengenakan seragam Hussar. Uniknya, seragam ini mirip banget dengan Hussar Penjaga Tsar Rusia. Perbedaannya hanya terletak pada warna celana dan absennya Орден Святого апостола Андрея Первозванного (Star of Order of St. Andrew the Apostle the First-Called) di bagian topi. Mungkinkah si pembuat lukisan ini mendasarkan karyanya pada foto hitam-putih atau menggubahnya hanya berdasarkan pada imajinasinya belaka?
Lukisan-lukisan Kaiser Wilhelm II lainnya. Dia adalah seorang pria yang tampan, fotogenik dan tahu bagaimana caranya untuk berpose, karenanya para fotografer atau pelukis tak terlalu menemui kesulitan saat berusaha menggambarkannya sebagai orang yang "gagah"! Perhatikan bahwa dalam hampir semua foto dan lukisannya dia selalu terlihat normal dan tak terlihat betapa lemah tangannya. Selain itu, dia hampir selalu mengenakan pakaian kebesaran militer, padahal dalam hal ini kemampuannya adalah nol besar!
Gambar, sketsa dan litografi Kaiser Wilhelm II
"Dropping the Pilot", sebuah karikatur karya Sir John Tenniel (1820-1914) yang pertamakali dipublikasikan di majalah Inggris "Punch" edisi Maret 1890. Karikatur ini memperlihatkan Kaiser Wilhelm II sedang menatap Kanselir Otto von Bismarck yang meninggalkannya (baca: mengundurkan diri). Penyebutan Bismarck sebagai "Pilot" sendiri merujuk pada kartun sebelumnya karya Joseph Keppler dari majalah "Puck" yang terbit di St. Louis, Missouri, yang berjudul "The Champion Pilot of the age". Dalam kartun tersebut digambarkan Bismarck sebagai nahkoda kapal yang membawanya melayari lautan luas sementara di belakangnya terlihat kapal Prancis yang sedang dilanda stress. Hal ini melambangkan pencapaian luar biasa Bismarck yang mampu menyatukan negara-negara Jerman melalui Perang Prancis-Prusia
Sebuah kartun politik Prancis yang dimuat dalam suplemen untuk "Le Petit Journal" edisi 16 Januari 1898. Caption aslinya berbunyi: "En Chine... Le gâteau des Rois et... des Empereurs” (Cina... Kue para Raja... dan Kaisar). Dalam karikatur ini diperlihatkan para penguasa negara adi-daya saat itu sedang berebut untuk "mengkonsumsi" Kue Raja yang melambangkan Cina. Ratu Victoria (Inggris) berada di sebelah kiri sementara Kaiser Wilhelm II (Jerman) tampak ngotot dengan pisaunya yang sudah membelah kue, yang melambangkan politik agresif yang dianut Jerman saat itu. Di sebelah kanan Wilhelm adalah Tsar Nicholas II (Rusia) dengan mata yang memandang lekat-lekat pada kue demi mencari bagian yang masih dicaplok. Di belakangnya adalah Marianne (Prancis) yang secara diplomatis diperlihatkan tidak ikut ambil bagian dalam perebutan kue dan berada dekat dengan Nicholas yang melambangkan persekutuan kuat Rusia-Prancis. Terakhir adalah Kaisar Meiji (Jepang) yang sedang memikirkan kira-kira bagian mana yang harus dimakan. Seorang pria dengan gambaran pejabat Ching (dinasti yang berkuasa di Cina saat itu) berdiri di belakang sambil berusaha untuk mencegah mereka, tapi dia tidak mempunyai daya apa-apa. Ini menunjukkan betapa Cina telah menjadi "Orang Sakit di Asia" yang tidak mampu mencegah kolonialisme jor-joran negara superpower saat itu dalam menjajah bagian demi bagian negaranya
Sebuah kartun karya Bernard Partridge yang dimuat dalam buku "Karikatur-album" yang disusun oleh C. E. Jensen dan diterbitkan tahun 1906. Kartun ini memperlihatkan muka jutek Kaiser Wilhelm II dalam menanggapi "Entente Cordiale" antara Inggris dengan Prancis tahun 1904. John Bull beranjak pergi bersama dengan Trollop (penari seksi) Prancis yang memakai gaun terbuka yang berwarna tricolore (biru, putih, merah)
Kartupos propaganda Prancis masa Perang Dunia Pertama (1915) yang memperlihatkan karikatur Kaiser Wilhelm II yang mencoba untuk menggigit bola dunia tapi kemudian mendapati bahwa dia terlalu keras untuk dimakan! Caption di bawahnya berbunyi: "L'ingordo, trop dur" (Pelahap, terlalu keras)
Sumber :Buku "The Illustrated Red Baron: The Life and Times of Manfred von Richthofen" karya Peter Kilduff
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.alexanderpalace.org
www.commons.wikimedia.org
www.dhm.de
www.dsm1918.de
www.en.wikipedia.org
www.home.comcast.net
www.iconicphotos.wordpress.com
www.jssgallery.org
www.kaiserinfriedrich.de
www.kingsacademy.com
www.life.com
www.wehrmacht-awards.com